Custom Search

10 Februari 2011

Tipe-tipe Investor

Jangan takut berinvestasi di CV. RIMBA MAS Pak..!

Orientasi investasi keuangan setiap orang berbeda-beda. Hal ini bergantung pada kondisi ekonomi dan tingkat pemahaman serta pengetahuan seseorang terhadap masalah-masalah yang berhubungan dengan pengelolaan keuangan. Perbedaan ini akan berpengaruh kepada keputusan seseorang dalam memilih jenis investasi yang akan ia gunakan untuk mengelola kelebihan dana yang dimilikinya.

Secara umum orang yang berinvestasi (investor) ada 3 tipe yaitu:
1.    Konservatif : Sangat takut / tidak berani menghadapi resiko investasi
2.    Moderat : Bersikap berhati-hati ketika melakukan investasi dan cenderung tidak berani mengambil resiko
3.    Agresif: Disebut juga dengan Risk Taker. Tipe ini sangat berani menghadapi resiko. Risk Taker merasa tidak nyaman apabila berinvestasi pada jenis investasi yang memberikan hasil (return) kecil. Ia sangat percaya bahwa berinvestasi pada instrumen yang beresiko tinggi berarti ia berpotensi mendapatkan hasil yang tinggi (high risk – high return).

Tipe Konservatif akan memilih jenis investasi berpendapatan tetap misalnya deposito, pasar uang, reksadana pendapatan tetap dan obligasi.

Tipe Moderat akan menempatkan dananya pada jenis investasi pasar modal (ekuitas), reksadana campuran dan jenis investasi berpendapatan tetap dan dan sebagian kecil saham.

Tipe Agresif akan menempatkan dananya pada jenis investasi dominan ke saham (ekuitas).

Termasuk yang manakah Anda ?

9 Februari 2011

Pemasaran Kayu Jabon

Inilah Pengusaha kayu Jabon yang SUKSES

Pohon Jabon (Anthocepallus cadamba) merupakan jenis pohon cepat tumbuh yang saat ini sedang banyak dikembangkan. Sebut saja Jawa Barat, Jawa Timur, dan sebagian kecil Jawa Tengah sedang gencar memproduksi tanaman tersebut karena potensi yang begitu besar dari tanaman tersebut. namun beberapa daerah di Jawa Tengah masih enggan mencoba tanaman ini,seperti tegal, pekalongan, dan pemalang. beberapa daerah ini hanya ditemukan satu tempat persemaian yang menyediakan Jabon, itu pun merupakan perusahaan Negara atau PTPN di sekitar randu dongkal.

Sebagian besar petani masih merasa enggan menanam tanaman ini karena belum mengetahui perawatan dan pengelolaannya, serta yang paling penting pemasaran ketika tanaman tersebut siap panen.

Pemasaran memang terlihat sulit bagi beberapa petani yang belum mengetahui secara penuh tentang pohon ini.

Dari survey yang saya lakukan di beberapa kota dan desa di Jawa Tengah, selain bibit yang mahal, masalah pemasaran masih dianggap sesuatu yang paling penting yang menjadi alasan mengapa petani tidak menanam pohon Jabon.

oleh karena itu, kami mengevaluasi permasalahan tersebut dan menemukan beberapa pemecahan masalah terkait masalah tersebut. beberapa diantaranya adalah sebagai berikut :
1.    Tempat Penampungan Kayu (TPK) di Jawa Tengah, terdapat beberapa TPK resmi yang dikelola oleh Dept. Kehutanan yang telah siap menerima kayu Jabon yang memiliki kepemilikan yang benar. sebagai contoh TPK di daerah Pemalang dapat menjadi salah satu tempat pemasaran kayu-kayu tersebut, dan akan memberikan harga yang sesuai dengan yang berlaku di pasaran. untuk saat ini yaitu sekitar 900rb-1,2jt per m3.
2.    Perusahaan Tripleks dan meubel di Jawa, banyak tersebar perusahaan-perusahaan tripleks, kayu, dan meubel yang menampung penjualan kayu-kayu sengon, setelah kami survey, ada beberapa perusahaan yang sudah mau menampung penjualan kayu jabon, seperti perusahaan tripleks di Semarang, Cirebon,Sukabumi dan Cianjur.
3.    Perusahaan kertas Pemasaran kayu jabon memang dapat mencapai umur optimal 7-8 tahun, namun apabila anda membutuhkan uang dalam waktu dekat, pohon dengan umur 2-3 tahun pun dapat dipanen, pastinya dengan ukuran dan harga yang relatif jauh lebih kecil. cara ini sangat tidak dianjurkan oleh penulis, namun apabila dalam keadaan mendesak, anda dapat memasarkan pohon tersebut di beberapa perusahaan kertas. pastinya harga yang didapat jauh lebih kecil dari harga dengan umur optimal. namun dikembalikan kepada anda, anda yang menentukan kapan akan dipanen.

Dengan beberapa solusi tersebut, kami harap anda mendapat gambaran yang lebih luas tentang jabon, terutama pemasaran. anda tidak perlu takut maupun ragu untuk menanam tanaman jabon karena sebagian besar perusahaan yang mengerti jabon akan siap dan bersedia untuk menampung kayu anda.

sekian dari kami, kami menerima saran dan kritik anda. tulisan ini hanya wacana dan informasi yang diharapkan dapat menjadi referensi bagi anda.

terima kasih

8 Februari 2011

Industri Kayu Lapis Melirik Jabon

Industri Kayu Lapis Melirik Jabon
Jakarta- Bahan baku kayu dan nonkayu untuk industri plywood (kayu lapis) saat ini menjadi barang mahal. Pengategorian demikian karena dari sisi jumlah, ketersediaan kayu sangat jauh berkurang jika dibanding pada masa keemasannya.
Semakin berkurangnya ketersediaan bahan baku untuk membuat kayu lapis dan ketersediaan produk kehutanan lainnya, saat ini tidak hanya terjadi di Kalimantan Selatan, tetapi juga sudah menyebar hingga ke negara tetangga, yakni Serawak, Malaysia.
“Teman-teman saya yang bekerja di pabrik penghasil plywood di Serawak, Malaysia, sudah banyak yang pulang ke Kalsel. Menurut mereka keputusan itu diambil karena ketersediaan bahan baku untuk kayu lapis semakin jauh berkurang,” kata Direktur Umum PT Hendratna Plywood Krishnadi Pryana kepada SH, baru-baru ini.

Sementara itu, akibat yang dirasakan pabrikan plywood di Kalimantan Selatan terlihat dari kapasitas produksinya yang tinggal 50 persen jika dibandingkan pada masa keemasan.

“Ketika bahan baku masih tersedia dan bisa didapat dengan mudah, kita mampu memproduksi plywood, moulding, block board, dan fancy wood hingga 10.000 meter kubik setiap bulannya. Tapi sekarang tinggal 5.000 meter kubik setiap bulannya,” paparnya.
Tidak hanya itu, menurut Wakil Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Selatan Suhardi Atmodjo, imbas semakin berkurangnya ketersediaan kayu alam tidak hanya terjadi pada berkurangnya kemampuan memproduksi, tetapi yang lebih parah dari 15 pabrikan besar penghasil kayu lapis di Kalsel, enam di antaranya sudah tidak mampu berproduksi. Namun, mereka sampai kini masih terus memperpanjang izin usahanya.

Terkait dengan kebutuhan bahan baku kayu yang dibutuhkan oleh industri di Kalsel, setiap tahunnya mencapai 1.394.362,07 meter kubik. Yang bisa dipenuhi dari Provinsi Kalsel dari jumlah itu hanya sebanyak 262.708,02 meter kubik atau 18,84 persennya, sedangkan sisanya 1.131.653 meter kubik atau 81,16 persen berasal dari Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Maluku, dan Papua.

Jabon
Kalangan industri kehutanan menyikapi kondisi ini dengan melakukan aktivitas dengan membagi-bagikan bibit pohon jenis tertentu pada warga yang tinggal di desa atau pinggir hutan di wilayah Kalsel.

Salah satu bibit tanaman kayu yang sudah dibagikan dan hasilnya bisa dilihat saat ini adalah jenis jabon atau Antocephalus cadamba. Sejak tahun 2003 hingga akhir Oktober 2006, jabon yang sudah dibagikan pada warga sebanyak 1.130.000 bibit.
Menurut Direktur Umum PT Hendratna Plywood Krishnadi Pryana, pilihannya jatuh pada jabon karena tanaman kayu jenis ini pertumbuhannya sangat cepat. Lingkar batangnya pada usia enam tahun bisa mencapai di atas 40-50 cm.

Pendapat yang sama juga disampaikan Menteri Kehutanan MS Kaban terkait soal upaya pemerintah dalam mengantisipasi semakin menyusutnya ketersediaan kayu, dengan mengembangkan hutan tanaman industri dan hutan tanaman rakyat, serta kayu perkebunan.
Masih terkait dengan keterpurukan industri kayu lapis, data yang dihimpun Asosiasi Panel Kayu Indonesia (Apkindo) hingga akhir April 2006 menunjukkan bahwa dari 128 industri yang terdaftar, hanya tersisa 53 pabrik yang masih produksi, 26 pabrik berhenti sementara, dan sisanya 49 pabrik berhenti total.

Sebanyak 53 pabrik yang kini masih beroperasi, bahkan kapasitas produksinya tidak maksimal atau bisa dikatakan seadanya.
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...